fantasi merah hati
si pemimpi dan igauan siang hari...
.
Sudahkah kau mendengar sebuah cerita tentang segenggam cinta?
Mari duduk di sampingku
Kita buat cerita itu
Saturday, December 1, 2012
Thursday, October 25, 2012
Cinta. Selalu. Mengabu
Dalam ingatan yang separuh, dirimu adalah separuh rasa yang menetap di separuh hati, menyeparuhkan aku bagai sayap-sayap rapuh kala separuh senyummu tergelincir di separuh malam saat bulan separuh cahaya.
Tidakkah kau ingat?
Engkau menjelma doa yang terbelah karena jiwa dibelah gundah, membelah aku potongan-potongan rindu lalu rebah di sendu parasmu yang terbelah oleh senja memar di garis langit yang pudar.
Tidakkah kau mengerti?
Cinta ini.
Selalu.
Mengabu.
Dilumat api cemburu yang tak kunjung kau pahami juga tidak aku.
Tidakkah kau ingat?
Engkau menjelma doa yang terbelah karena jiwa dibelah gundah, membelah aku potongan-potongan rindu lalu rebah di sendu parasmu yang terbelah oleh senja memar di garis langit yang pudar.
Tidakkah kau mengerti?
Cinta ini.
Selalu.
Mengabu.
Dilumat api cemburu yang tak kunjung kau pahami juga tidak aku.
Hanya Udara Mati
Malam!
Mungkin kau mendengar kabar?
Kalau kau membaca tulisan ini
Angin telah membawaku ke sana
Tempat para mimpi bercengkerama
Kau pikir aku gila
Aku hanya lelaki yang mengakrabi sepi
Menaruhnya dalam toples perak
Hanya udara mati, lain tidak
Ini ideku
Berdamai dengan hening
Berkaca pada bening
Embun yang terpelanting
Ikutlah denganku
Atau menepi
Tapi jangan pernah berjanji
Kalau kau membaca tulisan ini
Angin telah membawaku ke sana
Tempat para mimpi bercengkerama
Kau pikir aku gila
Aku hanya lelaki yang mengakrabi sepi
Menaruhnya dalam toples perak
Hanya udara mati, lain tidak
Ini ideku
Berdamai dengan hening
Berkaca pada bening
Embun yang terpelanting
Ikutlah denganku
Atau menepi
Tapi jangan pernah berjanji
Tuesday, May 8, 2012
Monday, May 7, 2012
Perempuan Yang Mencuri Bulan
Engkau bertanya
Tentang perempuan yang mencuri bulan
Kemarin dia kesini, jawabku
Dimana bulan disembunyikan?
Mana aku tahu
Dia juga mencuri bulanku
Jujur, ia tidak tampak sama sekali
Seperti seseorang yang senang mencuri
Tidaklah diduga gadis dengan senyum semanis gulali
Penampilan bisa menipu!
Aku dan dia bercakap sebentar saja
Sedikit basa basi ala media sosial internet
Dan serapah bagi cinta yang tewas ditikam bayonet
Tahu-tahu, Monyet!
Dimana bulanku?
Sumpah, aku tak tahu kemana ia pergi
No message, no bbm, not even a trace of pee
Yang tertinggal hanya harum tubuhnya menempel di hati
Dengan semangat kau berkata
Mari berangkat bersama-sama
Mencari dia perempuan yang mencuri kita
Tidak, terima kasih, ujarku
Lebih baik aku disini
Mengakrabi tiang dan dinding mati
Bersama Monyet!
Tanyamu, tidakkah kau ingin kembalikan bulan
Tidakkah malam gulita tak bertuan
Tidakkah sepi mendekap sedu perawan
Tentu, kata Monyet
Diam! seruku
Monyet hanya mau tahu yang dia mau
Kau saja yang cari
Bila ketemu, katakan tolong
Ada sebentuk hati. Lapang dan kosong
Aku. Menunggu
Menunggu? Alismu bertaut
Tidak melakukan apa-apa?
Pasrah seperti mereka yang kalah?
Hei!
Siapa bilang menunggu itu
sama dengan tidak melakukan apa-apa
Perempuan itu memang telah mencuri bulan
Tapi aku yang menemukan harapan
Thursday, May 3, 2012
Cahaya Yang Ku Ingat
Dan mimpi menutup mata
Lelap dalam hening yang sama
Dan jiwa-jiwa malang
Tersesat dalam rimbun ilalang!
Dan engkau dan aku
Cerita yang tak berujung temu
Dan sungai bersenandung tenang
Jauh hingga ke samudera pulang
Maka bolehkah ku bawa pulang
Setoples kunang-kunang?
Cahaya yang satu-satunya ku ingat
Mengendap di bola matamu yang pekat
Subscribe to:
Posts (Atom)