cahayanya mengotori kota hingga coklat
pekat, berpendar pekat
awan berdansa dalam gerakan lambat
oh ya…
ngomong-ngomong, aku menunggumu
duduk di resto menghadapi seporsi sate padang
mengamati pemulung mengumpulkan senyum yang hilang
di pojok jalan, di padang ilalang
bocah –bocah berlari telanjang
oh ya…
ngomong-ngomong, aku masih menunggumu
ah celaka
gerombolan nyamuk nekad menyerbu senja
tepok sini sana menggila. sungguh gila
bagai musik tak asyik menyambut malam tiba
oh ya…
ngomong-ngomong, aku terus menunggumu
enggak usah menunggu saya mas.. saya udah datang dan komen kok hehehe
ReplyDeletemet malam mas Fahmi
lagi nungguin posting terbaru anda nih saya mas
ReplyDeletehahaha... bisa aja nih... katanya alirannya beda, ga suka aliran puisi gombal tingkat tinggi, hehe
ReplyDeletemakasih mas.....