.


Sudahkah kau mendengar sebuah cerita tentang segenggam cinta?


Mari duduk di sampingku
Kita buat cerita itu








Friday, February 17, 2012

Berharap Peter



Dan kuharap debu perak para peri
Menyelubungi diri
Lindungi aku dari rindu
Yang terus memburu

Aku ingin terbang
Bertualang ke negeri yang tak pernah ada
Bergabung dengan bocah-bocah hilang
Mengejek petang

Bersama pangeran suku terasing
Menyerbu bajak laut
Beradu pedang dengan Kapten Kait
Bermain petak umpet
Dengan lumba-lumba dan putri duyung
Mencuri gudang madu
Melempari orang yang lewat
Dengan bom air hitam pekat
Terjaga hingga larut
Berebut bercerita dengan ribut
Makan di atas tempat tidur
Lalu lelap tersungkur
Tanpa perlu khawatir
Harus bangun pagi
Esok hari

Apapun
Agar rindu
Tak lagi proyeksikan seraut semu
Dirimu

Ucapkanlah Rindu, Bunga Kecilku

Pagi ini rumput liar menari liar
Memberi ilham bagi belalang tuk bertahan
Dari angin setipis kertas
Di langit, bulat pucat membela kehormatannya
Dengan sia-sia
Sementara di bawah naungan perut  awan
Aku merangkai daun musim semi
Menjadi kartu ucapan selamat untukmu

Ucapkanlah rindu, bunga kecilku

Langit digantungi aroma
Serupa susu cokelat yang hangat
Sawang yang baru saja dibersihkan
Adalah ruang bagi dinding untuk bernapas
Begitulah, aku mengikuti jalan kelinci
Menari di bawah tarian hujan pertama
Memunguti serpihan kertas timah
Yang terserak di tanah lembab

Ucapkanlah rindu, bunga kecilku

Tuesday, February 14, 2012

Sebuah Percakapan Imajiner



Semangkuk sup basi
Dan nasi sisa kemarin
Sebuah percakapan imajiner tercipta di kepalaku
Tahu kan?
Percakapan yang tidak kita dengar di warung kopi pinggir jalan

“Sudahkah kamu tahu?”
“Belum. Tahu apa?”
“Ada gumpalan di saluran darahku. Menyumbat dan menyesakkan.
Mereka menyebutnya patah.
Aku menamakannya rindu yang salah.”

“Tahukah kamu kenapa bisa begitu?”
“Tidak.”
“Ada dengung yang mengganggu telinga.
Ada pertanyaan yang tak terucap.
Tentang kita.
Tawa.
Duka.
Saling berbagi.
Tentang tatapan mata kamu.
Tentang perjumpaan demi perjumpaan
yang sewajarnya bermakna sesuatu.
Namun…
Tanpa aba-aba
Kamu menjauh.
Tanpa penjelasan.
Hanya ucapan
Yang dengan susah payah kamu rangkai
Agar aku damai.”

Dalam percakapan
Pertanyaan demi pertanyaan meluncur ke udara
Seperti pesta kembang api
Cahayanya luruh ke dalam kali
Tidak hanyut. Hanya mengendap menanti mati.

Bagaimana mungkin ini layak disebut percakapan?
Hanya satu arah.
Ke arahmu.
Arah yang bukan barat bukan timur
Bukan utara bukan selatan.
Hanya kamu yang tahu.
Dan Tuhan.

Well, saatnya berangkat kerja.

Wednesday, February 8, 2012

Surat Untuk Raisa


Raisa...
Malam adalah cobaan terberat bagi lelaki
Semacam kutukan
Karena saat langit berangsur redup, lalu padam sama sekali
Alam dipaku kesunyian yang sesakkan dada
Seperti rindu bergema di ruang hampa

Saat itulah lelaki memeluk malam dengan susah payah
Letih
Seperti hidup itu sendiri

Saat itu...
Yang dibutuhkan oleh setiap lelaki adalah seorang kekasih
Sebuah tempat untuk kembali
Dan selalu kembali

Yang lelaki butuhkan adalah kelembutan yang lelaki tak miliki
Kesabaran khas perempuan yang lelaki tak pernah mengerti
Kekuatan mencengangkan yang lelaki tak pernah mampu kalahkan
Senyum teduh yang lelaki kenali sebagai awalnya kedamaian

Yang lelaki butuhkan adalah cinta perempuan

Bukan guratan cantik pada wajah 
Bukan tubuh yang melekuk sempurna

Hahaha... omong kosong ya?

Tapi bukankah sebaik-baiknya surat cinta
Adalah ajakan untuk mengenali arti setiap kita?

Raisa...
Mereka berkata perempuan lemah di telinga
Takluk oleh suara membujuk
Sejuta gombal memabukkan
Dan kata-kata sakti tentang cinta

Betapa banyak perempuan yang luluh
Lalu hancur penuh

Tahu tidak?
Perempuan tak butuh lelaki untuk mengajarkan tentang cinta
Sebaliknya aku percaya
Hanya perempuan saja, makhluk di muka bumi yang Tuhan anugerahi kemampuan untuk mencinta
Dengan sejatinya

Maka Raisa...
Jika melalui surat ini aku mendatangimu
Bukan untuk menawarkan cinta
Dengan segala madunya
Membungkusnya dengan puji puja agar kau terpesona

Bukan keahlianku, tentu saja

Sebaliknya bila aku berkesempatan menemuimu,
melalui dirimu
Ku ingin bisikkan setulus ungkapan
Terima kasih bagi perempuan

Untuk malam-malam yang tak lagi menyiksa
Ketika cinta itu ada