.


Sudahkah kau mendengar sebuah cerita tentang segenggam cinta?


Mari duduk di sampingku
Kita buat cerita itu








Monday, May 7, 2012

Perempuan Yang Mencuri Bulan


Engkau bertanya
Tentang perempuan yang mencuri bulan
Kemarin dia kesini, jawabku

Dimana bulan disembunyikan?
Mana aku tahu
Dia juga mencuri bulanku

Jujur, ia tidak tampak sama sekali
Seperti seseorang yang senang mencuri
Tidaklah diduga gadis dengan senyum semanis gulali

Penampilan bisa menipu!

Aku dan dia bercakap sebentar saja
Sedikit basa basi ala media sosial internet
Dan serapah bagi cinta yang tewas ditikam bayonet

Tahu-tahu, Monyet!
Dimana bulanku?

Sumpah, aku tak tahu kemana ia pergi
No message, no bbm, not even a trace of pee
Yang tertinggal hanya harum tubuhnya menempel di hati

Dengan semangat kau berkata
Mari berangkat bersama-sama
Mencari dia perempuan yang mencuri kita

Tidak, terima kasih, ujarku
Lebih baik aku disini
Mengakrabi tiang dan dinding mati

Bersama Monyet!

Tanyamu, tidakkah kau ingin kembalikan bulan
Tidakkah malam gulita tak bertuan
Tidakkah sepi mendekap sedu perawan

Tentu, kata Monyet
Diam! seruku
Monyet hanya mau tahu yang dia mau

Kau saja yang cari
Bila ketemu, katakan tolong
Ada sebentuk hati. Lapang dan kosong

Aku. Menunggu

Menunggu? Alismu bertaut
Tidak melakukan apa-apa?
Pasrah seperti mereka yang kalah?

Hei!
Siapa bilang menunggu itu
sama dengan tidak melakukan apa-apa

Perempuan itu memang telah mencuri bulan
Tapi aku yang menemukan harapan

Thursday, May 3, 2012

Cahaya Yang Ku Ingat



Dan mimpi menutup mata
Lelap dalam hening yang sama


Dan jiwa-jiwa malang
Tersesat dalam rimbun ilalang!


Dan engkau dan aku
Cerita yang tak berujung temu


Dan sungai bersenandung tenang
Jauh hingga ke samudera pulang


Maka bolehkah ku bawa pulang
Setoples kunang-kunang?

Cahaya yang satu-satunya ku ingat
Mengendap di bola matamu yang pekat

Merangkai Maaf


Tidakkah kau merasa
Aku tlah kehilangan kosakata?

Mungkin aku menjatuhkannya
Entah dimana
Di dalam angkot saat mengeluarkan dompet dari saku
Atau di parasmu yang kian kabur oleh hembusan waktu

Entahlah
Aku tersesat di belukar paragraf
Kala benak tergagap merangkai maaf

Mungkin memang seharusnya
Permohonan tak butuh tema cerita
Tak perlu alinea
Dalam barisan panjang tanda baca
Mungkin memang sepantasnya
Maaf adalah puisi
Yang semai dan tumbuh sendiri
Dari kesadaran bening yang kau namakan nurani

Maafkan...
Karena aku lelaki

Wednesday, May 2, 2012

Sudahkah Kau Mendengar Sebuah Cerita Tentang Segenggam Cinta?



Sudahkah kau mendengar sebuah cerita
Tentang segenggam cinta?

Yang ditabur angin pada padang berbukit agar merekah bunga-bunga
Yang ditebar cahaya saat melintas di gelapnya jiwa-jiwa
Yang dirajut hujan pada bumi agar lunas dahaga-dahaga
Yang diilhamkan Tuhan pada lembut senyuman agar tawar luka-luka

Sudahkah?

Mari duduk di sampingku
Kita buat cerita itu