cahayanya mengotori kota hingga coklat
pekat, berpendar pekat
awan berdansa dalam gerakan lambat
oh ya…
ngomong-ngomong, aku menunggumu
duduk di resto menghadapi seporsi sate padang
mengamati pemulung mengumpulkan senyum yang hilang
di pojok jalan, di padang ilalang
bocah –bocah berlari telanjang
oh ya…
ngomong-ngomong, aku masih menunggumu
ah celaka
gerombolan nyamuk nekad menyerbu senja
tepok sini sana menggila. sungguh gila
bagai musik tak asyik menyambut malam tiba
oh ya…
ngomong-ngomong, aku terus menunggumu